Laman

Sabtu, 08 September 2012

Inovasi-Kreasi Taman Bacaan Masyarakat


Inovasi-Kreasi Taman Bacaan Masyarakat

b867cc5a669aa381b2b80d3b4709bad3_koran-anakYogyakarta (01/09) Masyarakat Indonesia belum menyadari betapa pentingnya kegiatan membaca, mengajak untuk membiasakan membaca bukan sekedar menyediakan TBM dengan segala macam bahan bacaan yang disediakan. Tetapi perlu melakukan berbagai upaya untuk mendorong masyarakat mau dan mampu membaca dengan berbagai kiat berikut:
1) Mengenali masyarakat dan berbagai kebutuhannya,
agar dapat mengajak masyarakat mau membaca di TBM, perlu mengenal lebih dahulu masyarakat di sekitar TBM sebagai sasarannya. Dengan maksud untuk mengetahui sosial–budaya ekonomi, agama, potensi lingkungan, latar belakang pendidikan, serta kebutuhan nyata yang diperlukan. Hal ini penting sekali sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, juga penting dalam penyediaan koleksi bahan-bahan bacaan yang akan disediakan.
2) Melakukan sosialisasi TBM dan memberi kesadaran arti pentingnya kepada masyarakat TBM sebagaimana perpustakaan,
memberikan layanan di bidang bahan bacaan kepada masyarakat, dengan jumlah bahan bacaan yang terbatas baik jumlah maupun jenisnya perlu dioptimalkan pemanfaatnya dengan cara mengenalkan TBM kepada masyarakat melalui sosialisasi keberadaan TBM, dan sekaligus memberi kesadaran terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca.
Kegiatan membaca ibaratnya mengasah otak sehingga meningkatkan kemampuan diri seseorang, demikian pula belajar adalah identik dengan membaca, karena biasanya kegiatan belajar dilakukan dengan cara belajar. Dengan membaca maka terbukalah jendela dunia, terbukalah wawasan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil. Pendek kata: ”Tahu dan Bisa karena Membaca”.
Sebagaimana dikatakan Glenn Doman (1986) dalam bukunya How to Teach your Baby to Read terjemahan Ismail Marahimin (1991:19) mengatakan ”membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia, membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.
3) Membentuk kelompok sasaran berdasarkan kemampuan baca/kebutuhan
Membentuk kelompok sasaran berdasarkan kemampuan baca/kebutuhan dengan maksud untuk mempermudah melakukan pendekatan dan bimbingan. Seperti membentuk kelompok sasaran:(a) Aksarawan Baru, (b) Petani/Nelayan, (c) Pedagang/Wiraswasta; (d) Religius, dan (e) pegawai/karyawan.
4) Membimbing dan meningkatkan kemampuan baca kelompoksasaran,
Salah satu faktor penyebab masyarakat Indonesia belum berbudaya baca antara lain kemampuan membaca yang rendah. Kemampuan membaca dalam arti: a) memahami isi bacaan, b) menginterpretasikan bacaan, atau c) mengkombinasikan bacaan satu dengan yang lain. Sebuah studi yang dilakukan oleh The International for The Evaluation of Education Achievment (IEA) tahun 1992 terhadap 30 negara termasuk Indonesia, menyimpulkan bahwa kemampuan anak-anak Indonesia menduduki rangking 29. Dengan rendahnya kemampuan membaca ini mengakibatkan orang malas untuk melakukan aktivitas membaca. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengelola TBM perlu sekali meningkatkan kemampuan membaca masyarakat
dengan cara membimbing dan mengajarkan teknik membaca yang efektif dan efisien.
5) Menyelengarakan kegiatan yang bermanfaat,
Agar TBM dapat melakukan tugas dan fungsinya, pengelola dituntut untuk kreatif menciptakan kegiatan sebagai upaya untuk menarik masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan TBM. TBM berfungsi sebagai sarana pembelajaran, sumber informasi, dan rekreasi-edukatif, bahan bacaan apapun jenisnya dapat menjadi penunjang dalam pembelajaran.
Praktek keterampilan dari buku-buku yang tersedia di TBM dengan cara pengelola mencarikan nara sumber teknis di bidang keterampilan tertentu misalnya membuat sampho, sabun cuci, kecap, atau minyak kelapa dengan cara demo. Demo membuat sabun cuci ini akan memotivasi masyarakat untuk membaca
penjelasan lengkap melalui buku. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dipadukan dengan bahan bacaan adalah:
  1. Mempraktekkan isi buku (keterampilan), seperti praktek memasak, budi daya ikan, dan bercocok tanam;
  2. Mendiskusikan isi buku baru, atau bedah buku;
  3. Temu penulis;
  4. Lomba-lomba, seperti:

    • lomba menulis sinopsis buku bacaan yang pernah dibacanya. Sinopsis sederhana tidak perlu terlalu panjang tetapi disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan latar belakang pendidikan masyarakat. Lomba ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang baru melek huruf karena tidak saja melatih keterampilan membaca tetapi juga menulis sehingga akan menjaga ketarmpilan yang sudah diperolehnya tidak akan hilang/lupa.
    • lomba memasak dengan membaca langsung resep makanan yang diberikan kepada peserta lomba. Memasak dengan bahan sederhana yang mudah diperoleh di lingkungan masyarakat setempat. Kegiatan
    • ini baik juga bila melibatkan PKK.
    • mengadakan acara cerdas cermat dengan pertanyaan seputar buku yang sudah disediakan oleh TBM. Acara cerdas cermat ini bisa diadakan sebulan sekali tergantung keperluan dan respon masyarakat. Acara ini akan menumbuhkan rasa bersaing dalam kegiatan membaca di masing-masing kelompok peserta. Tentu saja diusahakan ada hadiah yang diberikan kepada pemenang lomba sebagai daya tarik.

e) Membangun kemitraan
Membangun kemitraan merupakan salah satu modal dasar yang perlu dibina dan dikembangkan. Utamanya dengan struktur lembaga dan masyarakat, seperti karang taruna, remaja mesjid, kebiasaan arisan ibu-ibu dengan cara membawa buku keterampilan memasak dan melakukan praktek memasak di tempat arisan. Dengan sekolah (SD dan SLTP), meminta agar sekolah mewajibkan para siswanya untuk membaca buku, misal membaca satu buku dalam seminggu dan membuat resumenya.
Sumber: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI Kemendikbud (2012).

PENCERAJHAN PENDIDIKAN INFORMAL


Jalur Daendels dan Rodi Hanya Mithos?

3eeaa85583fc17ea62497c9bbe99477b_250px-herman_willem_daendelsYogyakarta (06/09) Herman William Daendels merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 yang berkuasa pada tahun 1808-1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis, dan pengangkatan Daendels sebagai Gubernur Jenderal oleh Raja Belanda Louis Bonaparte atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte. Dalam buku sejarah Daendels dikenal memerintah dengan tangan besi dan memerintahkan kerja paksa untuk membangun jalan Anyer Panarukan yang dikenal dengan jalur Daendles. Bahkan ada jalur pantai selatan pulau Jawa antara Yogyakarta-Cilacap juga dikenal dengan jalur Daendels. Tapi benarkah jalur tersebut dibangun dibawah pemerintahan Daendels? Atau hanya mithos?
Berbeda dengan apa yang dipercaya orang selama ini, Daendels selama masa pemerintahannya memang memerintahkan pembangunan jalan di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer hingga Panarukan. Sebagaimana dikutip wikipedia jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba.
Oleh karena itu menurut het Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai membangun jalan dari Buitenzorg (Bogor) menuju Cisarua dan seterusnya sampai ke Sumedang. Pembangunan dimulai bulan Mei 1808.
Di Sumedang, proyek pembangunan jalan ini terbentur pada kondisi alam yang sulit karena terdiri atas batuan cadas, akibatnya para pekerja menolak melakukan proyek tersebut dan akhirnya pembangunan jalan macet. Akhirnya Pangeran Kornel turun tangan dan langsung menghadap Daendels untuk meminta pengertian atas penolakan para pekerja. Ketika mengetahui hal ini, Daendels memerintahkan komandan pasukan zeni Brigadir Jenderal von Lutzow untuk mengatasinya. Berkat tembakan artileri, bukit padas berhasil diratakan dan pembangunan diteruskan hingga Karangsambung. Sampai Karangsambung, proyek pembangunan itu dilakukan dengan kerja upah. Para bupati pribumi diperintahkan menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah tertentu dan masing-masing setiap hari dibayar 10 sen per orang dan ditambah dengan beras serta jatah garam setiap minggu.
Setibanya di Karangsambung pada bulan Juni 1808, dana tiga puluh ribu gulden yang disediakan Daendels untuk membayar tenaga kerja ini habis dan di luar dugaannya, tidak ada lagi dana untuk membiayai proyek pembangunan jalan tersebut.
Ketika Daendels berkunjung ke Semarang pada pertengahan Juli 1808, ia mengundang semua bupati di pantai utara Jawa. Dalam pertemuan itu Daendels menyampaikan bahwa proyek pembangunan jalan harus diteruskan karena kepentingan mensejahterakan rakyat (H.W. Daendels, Staat van Nederlandsch Indische Bezittingen onder bestuur van Gouverneur Generaal en Marschalk H.W. Daendels 1808-1811, ’s Gravenhage, 1814).
Para bupati diperintahkan menyediakan tenaga kerja dengan konsekuensi para pekerja ini dibebaskan dari kewajiban kerja bagi para bupati tetapi mencurahkan tenaganya untuk membangun jalan. Sementara itu para bupati harus menyediakan kebutuhan pangan bagi mereka. Semua proyek ini akan diawasi oleh para prefect yang merupakan kepala daerah pengganti residen VOC. Dari hasil kesepakatan itu, proyek pembangunan jalan diteruskan dari Karangsambung ke Cirebon. Pada bulan Agustus 1808 jalan telah sampai di Pekalongan.
Sebenarnya jalan yang menghubungkan Pekalongan hingga Surabaya telah ada, karena pada tahun 1806 Gubernur Pantai Timur Laut Jawa Nicolaas Engelhard telah menggunakannya untuk membawa pasukan Madura dalam rangka menumpas pemberontakan Bagus Rangin di Cirebon (Indische Tijdschrift, 1850). Jadi Daendels hanya melebarkannya. Tetapi ia memang memerintahkan pembukaan jalan dari Surabaya sampai Panarukan sebagai pelabuhan ekspor paling ujung di Jawa Timur saat itu.
Dalam berbagai laporan pada masa pemerintahan Daendels tidak membangun jalur pantai selatan antara Kulon Progo (Yogyakarta) dan Cilacap. Tapi entah kenapa jalur tersebut disebut dengan jalur Daendels seperti penyebutan jalan Anyer-Panarukan. Padahal Daendels hanya membangun sebagian saja, lainnya melebarkan jalan.
Kontroversi terjadi tentang pembangunan jalan ini. Pada masa Daendels banyak pejabat Belanda yang dalam hatinya tidak menyukai Perancis tetapi tetap setia kepada dinasti Oranje yang melarikan diri ke Inggris. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena penentangan terhadap Daendels berarti pemecatan dan penahanan dirinya. Hal itu menerima beberapa orang pejabat seperti Prediger (Residen Manado), Nicolaas Engelhard (Gubernur Pantai Timur Laut Jawa) dan Nederburgh (bekas pimpinan Hooge Regeering).
Mereka yang dipecat ini kemudian kembali ke Eropa dan melalui informasi yang dikirim dari para pejabat lain yang diam-diam menentang Daendels (seperti Peter Engelhard Minister Yogya, F. Waterloo Prefect Cirebon, F. Rothenbuhler, Gubernur Ujung Timur Jawa), mereka menulis keburukan Daendels. Di antara tulisan mereka terdapat proyek pembangunan jalan raya yang dilakukan dengan kerja rodi dan meminta banyak korban jiwa. Sebenarnya mereka sendiri tidak berada di Jawa ketika proyek pembangunan jalan ini dibuat. Ini terbukti dari penyebutan pembangunan jalan antara Anyer dan Panarukan, padahal Daendels membuatnya dimulai dari Buitenzorg.
Sayang sekali arsip-arsip mereka lebih banyak ditemukan dan disimpan di arsip Belanda, sementara data-data yang dilaporkan oleh Daendels atau para pejabat yang setia kepadanya (seperti J.A. van Braam, Minister Surakarta) tidak ditemukan kecuali tersimpan di Perancis karena Daendels melaporkan semua pelaksanaan tugasnya kepada Napoleon setelah penghapusan Kerajaan Belanda pada tahun 1810. Sejarawan Indonesia yang banyak mengandalkan informasi dari arsip Belanda ikut berbuat kesalahan dengan menerima kenyataan pembangunan jalan antara Anyer-Panarukan melalui kerja rodi.
Kontroversi lain yang menyangkut pembangunan jalan ini adalah tidak pernah disebutkannya manfaat yang diperoleh dari jalan tersebut oleh para sejarawan dan lawan-lawan Daendels. Setelah proyek pembuatan jalan itu selesai, hasil produk kopi dari pedalaman Priangansemakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua dan Sukabumi. Begitu juga dengan adanya jalan ini, jarak antara Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa disingkat menjadi 7 hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Herman_Willem_Daendels

Rabu, 28 Maret 2012

profil Rumah Belajar 09


PROFIL
RUMAH BELAJAR 09
Bersama Membangun Generasi Bangsa
Alamat :
Jl. Jati IX No. 7 Rt 010 / 009 Kelurahan Sungai Bambu Kecamatan Tanjung Priok – Jakarta Utara 14330
Telp. (021) 954.352.73 mobile. 087.880.470.789- 0857.7357.3512-0812.8402.3582
http// 09rumahbelajar.blogspot.com
Email : 09rumahbelajar@gmail.com
Fb :rumah belajar 09 jakarta
Twitter : @09rumahbelajar
Pin BB. 2A99286F

Pendahuluan
Kepedulian terhadap masalah sosial merupakan wujud dari suara hati setiap manusia. Sektar 30% dari penduduk Indonesia yang kini  sudah mencapai lebih dari 220 juta jiwa, masih belum mampu menikmati hidup yang lebih layak. Karena secara umum mereka tak tersentuh Faktor kemapanan yang memang belum merata bagi seluruh warga negara yang sudah merdeka sejak 17 agustus 1945.

Penduduk Indonesia yang masih hidup dibawah standar kelayakan itu diantaranya adalah Anak – anak Yatim ,Yatim piatu dan Anak terlantar yang menurut sumber informasi yang dapat dipercaya berjumlah sekitar 65 juta jiwa, tersebar di DKI Jakarta , Jawa Barat dan diseluruh pelosok Tanah air.

Dan berkaca pada keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Bangsa yang sudah semakin terpuruk, dimana Pendidikan menjadi suatu barang yang mahal (Eksklusif), sehingga tidak mungkin tejangkau oleh kalangan Masyarakat yang ber-ekonomi lemah, di tambah dengan kehidupan sosial masyarakat yang kian hari semakin tak tentu arah sehingga mengakibatkan semakin banyaknya masyarakat yang tidak dapat mengenyam apalagi meraih Pendidikan / Ilmu yang yang lebih baik (eksklusif), yang akhirnya menyebabkan semakin susahnya masyarakat untuk dapat bersaing dalam Era globalisasi ini,. Sehingga menyebabkan kehidupan sosial, budaya, dan agama masyarakat semakin tak terkendali dan semakin jauh dari apa yang meraka harapkan dan idamkan.

Latar belakang
Berdiri sejak tahun 2005, dengan maksud untuk dapat mendampingi Anak – anak dan Remaja putus sekolah dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah.
Rumah Belajar 09 adalah sebuah komunitas tempat berkumpulnya anak – anak muda kreatif yang bertekad untuk dapat memberikan sesuatu bagi dunia Pendidikan.
Rumah Belajar 09 berusaha untuk bisa melihat keluar sebanyak mungkin, belajar dan meramu, membangun energi baru, atau sesuatu yang mudah – mudahan bisa memberikan kesegaran dan inspirasi baru agar bisa keluar dari kesumpekan ini.
Dan kita semua (orang tua, guru, penyelenggara pendidikan, penentu kebijakan) dan terutama anak – anak  yang sudah terlalu lama tercemar oleh udara busuk yang menyebar melingkupi kita semua, sampai – sampai kita tidak tahu lagi dari mana udara busuk itu mulai timbul.

Selama kurun waktu 5 tahun, kami menemani anak – anak belajar setiap hari di ruang depan rumah kontrakan kami yang berukuran 2 x 3 meter dan di sanggar belajar yang berukuran 1 x 6 meter.
Atas kebutuhan akan ruang belajar dan fasilitas yang lebih memadai, dikarenakan dengan semakin banyaknya anak – anak yang datang untuk belajar, maka pada bulan Pebruari 2011 kami mulai membangun ruang belajar dan perpustakaan yang lebih luas berukuran 4 x 5 meter di ruang depan rumah kami. Pada 17 April 2011, diresmikan ruang  belajar & Perpuskreasi Rumah Belajar 09 dengan melaksanakan beberapa kegiatan lomba.
Dan Sejak bulan April 2011, pada setiap minggu Rumah Belajar 09 mengadakan kegiatan Workshop menulis, hasta karya, cerita, menggambar, bahasa Inggris, berkebun, membuat pupuk  dan bermain bersama beberapa orang relawan.
Rumah Belajar 09 terbuka untuk siapapun yang mempunyai hasrat untuk bisa berbuat sesuatu untuk dunia pendidikan.
Rumah Belajar 09 memaknai proses pendidikan sebagai proses menemukan jati diri, orang tua dan guru ada di belakang mereka, mendukung mereka, membuka cakrawala seluas – luasnya bagi mereka, supaya anak mampu mengenali siapa dirinya, menjadi manusia yang utuh sebagai seorang pribadi, menjadi dirinya sendiri. menemukan bintangnya masing-masing
Rumah Belajar 09 merupakan tempat belajar bersama, saling berbagi, dan sebagai tempat bagi pengembangan diri bagi anak – anak.
Rumah Belajar 09 didirikan atas dasar rasa sosial dan rasa cinta kepada anak – anak. Dalam menjalankan visi dan misinya dengan tidak membebankan biaya pada orang tua anak. Sumber dana sementara di peroleh dari pengelola.

Info data
         Nama                             : RUMAH BELAJAR 09
          Makna/ Arti nama       : Pusat kegiatan belajar dan berkreasi yang Berkwalitas 
                                                       untuk mencapai derajat yang tertinggi, tapi tetap  
                                                       rendah hati
          Motto                            : Bersama membangun Generasi Bangsa
          Lokasi                           : Jl. Jati IX No. 7 Rt 010 / 09 Kelurahan Sungai Bambu 
                                                      Kecamatan Tanjung Priok  – Jakarta Utara (14330)
Visi
Tidak ada lagi Anak dan Remaja yang tidak mendapatkan Hak dalam menuntut Ilmu dan perlindungan

Misi
1.            Dapat menciptakan Anak yang Cerdas, Berbudi pekerti, Berakhlak dan mempunyai Skill  yang mumpuni
2.            Dapat memberikan ketentraman bagi Anak dalam menuntut Ilmu dan dalam berinteraksi dengan masyarakat

Maksud dan Tujuan
Ø   Untuk dapat memberikan kemudahan bagi Anak – anak dan Remaja dalam hal mendapatkan info tentang Pendididkan dan ilmu  pengetahuan
Ø   Untuk dapat mengingatkan kepada Anak – anak dan Remaja akan arti pentingnya dari membaca Buku
Ø   Untuk dapat memberikan pengertian yang lebih pada Orang tua dan Lingkungan akan arti pentingnya Pendidikan seorang Anak
Ø   Untuk dapat menanamkan disiplin dan Mental dalam Belajar yang lebih baik
Ø   Untuk dapat meningkatkan derajat hidup Masyarakat dan mengurangi jumlah Anak terlantar
Ø   Agar anak – anak dan Pemuda bisa menjadi Manusia Indonesia yang bermartabat.

Strategi Program
Integratif        : Semua program terintegrasi sehingga hasilnya bisa optimal
Continum       : Bahwa program dilakukan dengan secara terus menerus, sehingga 
                            dapat direncanakan dengan baik
Partisipatif     : dengan melibat sertakan seluruh komponen masyarakat dalam 
                             perencanaan dan pelaksanaan program


Realisasi Program :
Program jangka Pendek :
1)           Mengadakan kegiatan kelompok belajar dan kelompok bermain
2)           Mengadakan Perpustakaan Umum ( perpuskreasi )
3)           Peningkatan Keterampilan bagi Anak – anak dan Remaja melalui kegitan Kepramukaan

Program Jangka Panjang :
1)           Memberikan kontribusi bagi dunia Pendidikan dan Kepedulian Sosial, khususnya bagi Anak – anak dan Remaja mulai tingkat usia 3 tahun s/d 21  Tahun
2)           Mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang siap pakai dalam keikut sertaan membangun Bangsa dan Negara
3)           Memberikan Santunan sebagai Spirit Moral untuk dapat hidup selayaknya bagi keluarga miskin, dengan cara memberikan Pendidikan Keterampilan agar dapat Bekerja dan Hidup Mandiri
4)           Membuka lahan kerja Permanen yang Produktif melalui Program Pelatihan Kewirausahaan
5)           Mengembangkan Rumah Belajar 09 sebagai Lembaga Sosial yang dikenal dan diminati seluruh masyarakat Indonesia mau pun masyarakat sosial di negara  – negara lain, sebagai sebuah International  Social Power, yang kelak mampu memberikan sumbangan nyata bagi kehidupan Berbangsa dan Bernegara secara Global

PROGRAM RUMAH BELAJAR 09
Dalam upaya untuk membangun model pendidikan yang ideal di Indonesia, Rumah Belajar 09 mengembangkan kurikulum yang berbasis pada empat hakikat pendidikan, yang antara lain :
  1. mengembangkan seluruh potensi peserta didik
  2. membimbing peserta didik untuk menemukan misi kemanusiaan dan perannya dalam kehidupan
  3. mengembangkan kemampuan berpikir dan hasrat belajar
  4. pewarisan nilai – nilai dan pengetahuan.

Keunikan manusia adalah terletak pada keberagaman potensinya. Berpijak pada teori multiple intelligences yang digagas oleh Howard Gardner pada 1983, Rumah Belajar 09 berupaya untuk memberi ruang yang cukup untuk tumbuh kembangnya seluruh potensi kecerdasan amak.

Berbeda dengan pendidikan formal yang saat ini hanya cenderung dengan mengembangkan aspek kognitif saja, proses pendidikan di Rumah Belajar 09 berupaya untuk mengoptimalkan potensi anak yang beragam dengan metode yang sesuai dengan kecenderungan gaya belajar mereka.

Pendididkan formal yang kita kenal selama ini tidak menyentuh pada persoalan yang mendasar tentang mengapa dan untuk apa kita berkehidupan, sehingga menghasilkan produk – produk pendidikan yang cenderung mirip dengan robot. Pendidikan formal hanya kaya dengan pengetahuan dan teknologi, tapi tidak mampu untuk dapat memaknai dan memberikan “sentuhan kemanusiaan“ pada karya – karyanya. Padahal dalam kerangka pendidikan yang “memanusiakan manusia“ hal ini sangatlah esensial. Manusia yang lengah dalam membangun konsep diri dan menemukan misi kehidupannya akan terombang ambing dalam gelombang kehidupan.

Aspek lain yang juga esensial dalam proses pendidikan adalah pengembangan kemampuan berpikir. Metode berpikir yang benar akan menghasilkan buah pemikiran yang konstruktif terhadap pembangunan dan pengembangan peradaban. Anakpun selayaknya dapat memahami dan mampu mengaplikasikan teknik berpikir yang beragam serta bisa mengaplikasikannya pada kondisi yang sesuai. Kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis, maupun ilmiah, serta pola berpikir induktif dan deduktif perlu dibangun untuk menghasilkan fleksibilitas berpikir dalam menghadapi berbagai objek dan fenomena.

Dengan demikian akal anak  akan selalu dapat berpikir yang tepat sesuai dengan objek pemikirannya. Selain itu, pendidikan pun harus mampu memompa hasrat belajar anak sehingga selalu memiliki motivasi dan semangat yang lebih dalam mengeksplorasi ilmu dan pengetahuan demi kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan adalah sebuah proses penyiapan suatu generasi baru untuk melanjutkan estafet pembangunan dan pengembangan peradaban. Nila – nilai luhur dan pengetahuan yang telah dicapai oleh generasi sebelumnya patut diwariskan pada generasi muda, bukan dengan pola dogmatis dan indoktrinasi, namun melalui proses transfer yang diliputi kesadaran kritis dan keteladanan.
Namun demikian, kegiatan Rumah Belajar 09 bukan bermaksud untuk menjadi substitusi dari sekolah formal. Tapi untuk melengkapi yang kurang tercakup pada pengalaman belajar di sekolah formal. Dengan demikian, anak akan mendapatkan pengalaman belajar baru yang komprehensif dan bermakna. Dan pola yang dipegang adalah belajar bersama. Tak ada hirarki tegas yang membedakan antara pengajar dengan murid. Semuanya belajar bersama dan saling berbagi.

Secara umum, filosofi dan semangat Rumah Belajar 09 terkait dengan poin – poin berikut ini :
  1. berbasis pada empat hakikat pendidikan;
  2. memperhatikan teori perkembangan anak (tinjauan psikologis berdasarkan usia anak)
  3. tidak hanya berorientasi pada perkembangan individu namun pada keberhasilan kelompok/komunal
  4. optimalisasi potensi terdekat dan memprioritaskan penyelesaian masalah lokal
  5. berorientasi pada pemahaman dan karya, bukan target materi

Rumah Belajar 09 memiliki 4 Program, yaitu :

1)     Belajar Bareng
Belajar bareng adalah kegiatan belajar yang dikemas dalam bentuk belajar bareng yang ditemani oleh kakak – kakak pembimbing. Belajar Bareng ini fokus untuk mendukung pelajaran di sekolah.
Jadwal belajar pada setiap hari seni – kamis, dan dibagi menjadi 5 kelompok waktu belajar, yaitu :
1.      Jam 07.00 – 08.30 untuk anak kelas III – V
2.      Jam 08.30 – 09.30 untuk anak pra – sekolah
3.      Jam 09.30 – 10.30 untuk anak kelas I – II
4.      Jam 15.00 – 14.00 untuk anak SMP
5.      Jam 14.00 – 17.30 untuk anak umum
Namun Rumah Belajar 09 membebaskan mereka untuk datang kapanpun, sehingga hampir setiap hari Rumah Belajar 09 penuh dengan anak – anak.

Perpuskreasi memperkenalkan pada anak – anak akan arti pentingnya buku bagi kehidupan manusia. Dengan membaca kita diajarkan untuk bisa mengetahui rahasia alam semesta. Selain itu Rumah Belajar 09 juga mengajak anak untuk belajar tentang lingkungan, sampah, kreatifitas, kesenian, dan kearifan lokal.
Jadwal yang digunakan pada setiap hari minggu atau menggunakan jadwal Belajar Bareng.

3)     Belajar Komputer
Dengan oleh semakin dibutuhkannya computer sebagai sarana belajar, maka sejak bulan Pebruari 2012 Rumah Belajar membuka kelas Komputer bagi anak – anak pada setiap hari sabtu pagi dan sore.
Sampai sekarang Rumah Belajar 09 baru bisa mengaktifkan computer sejumlah 2 unit yang di pakai anak secara bergantian.  

4)     Sahabat Bermain meliputi outbound, jalan – jalan, permainan, lari pagi dan berbagai lomba.

Pola belajar yang dirancang menggunakan pola belajar sesuai dengan bidang yang di senangi. Sejauh ini terdapat tiga belas bidang yang dapat dipilih dan diikuti anak yang sesuai dengan minatnya, antara lain :


a.             Kepribadian
b.             Sains
c.             Bahasa
d.             Sosial Humaniora
e.             Keterampilan
f.              Bela Negara
g.             Kesenian
h.            Teknologi Terapan
i.               Olahraga
j.               Permainan
k.             kreatifitas
l.               kearifan local
m.          Kesehatan dan Lingkungan





“NON SCHOLAE SED VITAE DISCIMUS”

(Kita Belajar Bukan Untuk Sekolah Melainkan Untuk Kehidupan)


       I.            KURIKULUM
Berikut gambaran garis besar kurikulum yang di pakai di Rumah Belajar 09 :

1.     Agama

Dalam aspek keagamaan, relasi anak dengan Tuhan dibangun setiap saat dalam kaitannya dengan kegiatan anak belajar sehari – hari, bahkan pada saat anak belajar sains ataupun ketika berproses kreatif.  Relasi dengan Tuhan (apapun agamanya) adalah bagian terpenting dalam proses belajar anak, karena terkait dengan proses pengenalan diri, pencarian jati diri seorang anak.

2.     Budi Pekerti

Selama ini di sekolah formal dikenal dengan mata pelajaran PPKn (dulu PMP), hal mana sebetulnya hanya sebagian kecil saja dari budi pekerti yang bisa dipelajari dari buku cetak, bahkan ketika anak sampai hafal seluruh isi buku sekalipun.
Pemahaman nilai – nilai Budi Pekerti hanya bisa dilakukan lewat pengalaman langsung. Dan ini dapat dilakukan lewat berinteraksi dengan sesama. Lebih jauh dari sekedar Budi Pekerti, proses belajar di Rumah Belajar 09  akan membawa anak dalam sebuah proses pembinaan karakter, dimana karakter positif anak akan digali dan terus dikembangkan.

3.     Bahasa
Kemampuan berbahasa anak dikembangkan berdasarkan metode belajar bahasa utuh (Whole Language) yang dikembangkan oleh para pakar di Amerika Serikat, terdiri dari baca – tulis – bicara – dengar.
Proses belajar berbahasa ditujukan bukan sekedar mengajarkan keterampilan baca tulis, namun lebih jauh ditujukan membangun kemampuan anak untuk mampu menuangkan gagasan, pemikiran juga perasaannya.


4.     Kreatifitas

Bukan keterampilan atau pra – karya, Anak – anak akan betul – betul digali kekayaan kreatifitasnya pada saat mereka menyelesaikan soal – soal matematika, merancang atau saat berpetualang di alam. Kreatifitas bukanlah semata – mata mengenai menggambar atau pra – karya, tetapi adalah kemampuan anak untuk mencipta atau memecahkan masalah.

5.     Matematika

Tidak hanya mampu berhitung, yang jauh lebih penting adalah bagaimana anak  bisa memahami konsep – konsep matematika, menganalisa dan menggunakan nalar matematikanya untuk memecahkan masalah. Ini adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk seluruh hidupnya kemudian.

Drilling – latihan untuk menjawab soal akan tetap diberikan dengan dikembangkan lanjut dalam bentuk yang lebih atraktif dan menyenangkan untuk anak.

 

6.     Sejarah, Studi Sosial

Bidang pengembangan ini dikonsepkan sebagai pengembangan kepekaan dan cara berpikir divergen. Bidang ini juga tidak bisa dihayati dengan cara menghafal, tetapi harus dihayati lewat pengalaman langsung dari anak. Ini akan diterapkan dengan banyak melakukan simulasi dan berkunjung ke tempat – teampat bersejarah, sehingga anak bisa menarik kesimpulan sendiri lewat pengalaman – pengalamannya.

7.     Sains

Sains (bukan IPA) akan dikenalkan di Rumah Belajar 09, bahkan sejak jenjang pra - sekolah. Karena jenjang usia ini adalah usia dimana rasa ingin tahu anak sangat besar tentang alam lingkungan yang disusun di benak anak. Tujuan utama pembelajaran Sains adalah menumbuhkan sikap ilmiah, dan memberikan keterampilan tentang bagaimana mempelajari, memahami dan mendalami sesuatu.
Berbeda dengan IPA yang selama ini dari kelas 1 SD sampai lulus SMA didominasi hafalan, anak akan diajak bernalar dengan cara banyak mencoba bereksperimentasi dan melakukan pengamatan langsung. Secara bertahap, anak – anak juga akan dikenalkan pada konsep Desain – Teknologi dimana kreatifitas dan nalar anak ditumbuh – kembangkan secara sinergis.

8.     Budaya

Bukan sekedar belajar bahasa daerah, seperti yang selama ini diajarkan di sekolah – sekolah, yang lebih penting adalah mengajak anak untuk dapat mengenali dan mengapresiasi perbedaan dan keberagaman. Didalamnya, anak akan diajak bersentuhan dengan bahasa, karya rupa, musik, cara hidup dan banyak aspek budaya Indonesia yang begitu kaya, dimulai dari hal – hal yang sederhana.

    II.            KOMUNITAS ORANG TUA
Partisipasi dan keterlibatan orang tua
Kerja sama, komunikasi terbuka dan saling mendukung antara Rumah Belajar 09 (sekolah) dan orang tua adalah sesuatu yang kami yakini penting dan terutama di dalam proses pendidikan anak.
Sebaik apapun pembelajaran yang mampu diberikan sekolah, tanggung jawab utama proses pendidikan anak tetap berada di tangan orang tua. Sebagian besar waktu anak tetap ada di luar sekolah dan ada di dalam tanggung jawab orang tua dan keluarga.

  1. KEPRAMUKAAN
Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
Pendidikan dalam  “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

  1. KLUB DONGENG INTERAKTIF
(Cerita, imajinasi dan berkarya)
Dongeng atau Story Telling adalah salah satu kegiatan yang sangat dibutuhkan dan sangat disukai anak – anak. Dongeng adalah pintu terutama untuk membangun kecintaan anak terhadap dunia buku, yang selanjutnya akan membangun minat baca pada anak – anak, mulai pada usia yang sangat dini.

  1. PROGRAM BERMAIN ATAU BELAJAR, BELAJAR ATAU BERMAIN
Di Program bermain dan belajar, kita akan merancangkan bagi anak sebanyak mungkin pengalaman – pengalaman yang menginspirasi : yang mudah-mudahan terbawa dan tertanam dalam sikapnya sehari – hari.

Format Kegiatan
Kegiatan dirancang secara tematik selama 1 term pada setiap hari minggu. Selama term tersebut, anak akan di ajak untuk bertualang dan dalam setiap petualangan anak akan diajak mengalami banyak hal bermakna dalam berbagai bidang pengembangan seperti :
a.        membuat karya : imajinatif atau ilmiah [PROSES KREATIF]
b.       pengamatan atau eksprementasi ilmiah sederhana [SAINS]
c.        menuangkan pemikiran dan perasaan dalam bentuk lisan / tulisan [KOMUNIKASI]
d.       merancang dan memecahkan masalah [PROBLEM SOLVING]
e.        bermain peran
f.         dinamika kelompok [GAMES] dan
g.       outing apabila tema sesuai dan teknis pelaksanaan memungkinkan Anak akan dipertemukan dengan variasi media karya yang kaya mulai dari barang bekas, bahan-bahan alam, cat, pinsil warna, pastel / crayon, di atas macam – macam variasi bahan. Demikian juga dengan media belajar yang variatif seperti lego, balok dan puzzle dll. Referensi sebagai pendukung pembelajaran diberikan dalam bentuk buku dan media audio visual seperti VCD dan DVD.


PROGRAM BERJALAN

program yang telah di adakan pada priode tahun 2011
No.
tanggal
kegiatan
peserta
Keterangan biaya
1.

Kelompok belajar
Warga belajar
Swadaya
2.
16-01-11
Donor darah
Warga Rw 09
Rp. 2.700.000.-(Swadaya)
3.
22-02-11
Pembangunan ruang belajar dan perpustakaan
Swadaya
Rp.23.000.000.-(Swadaya)
5.
23-04-11
Peresmian perpuskreasi
Warga belajar
Rp.1.750.000.- (Swadaya)
6.
30-04-11
Workshop penulisan dan lomba
Warga belajar
Rp.    500.000.- (swadaya)
7.
12-05-11
Jakarta berkebun
Warga belajar
Rp.    500.000.- (swadaya)
8.
02-05-11
Pelatihan mengatur keuangan keluarga
Orang tua siswa
Rp.    300.000.- (swadaya)
9.
12-05-11
Penyuluhan Narkoba oleh YCAB
Warga belajar
Rp.2.000.000.- (swadaya)
10.
26-05-11
Jakarta bercerita
Warga belajar
Rp.    300.000.- (swadaya)
11.
09-06-11
Kreasi daur ulang kertas
Warga belajar
Rp.    500.000.- (swadaya)
12.
23-06-11
Kreasi kertas bekas
Warga belajar
Rp.    200.000.- (swadaya)
13.
07-07-11
Nonton bareng
Warga belajar
Rp.    200.000.- (swadaya)
16.
13-08-11
Buka puasa bersama
warga sekitar
Rp.2.000.000.- (swadaya)
17.
20&21-08-11
Peringatan kemerdekaan
Warga belajar
Rp.1.000.000.- (swadaya)
18.
22-08-11
Semalam bersama RB 09
Warga belajar
Rp.    500.000.- (swadaya)
19.
18-09-11
Lambang Negara 
Warga belajar
Rp.    300.000.- (swadaya)
20.
02-10-11
Workshop pembuatan pupuk cair organik
Warga belajar
Rp.    150.000.- (swadaya)
21.
16-10-11
Pendalaman tentang NKRI
Warga belajar
Rp.    300.000.- (swadaya)
22.
30-10-11
pembuat pupok organik
Warga belajar
Rp.    300.000.- (swadaya)
23.
13-11-11
Pengenalan tentang komunitas
Warga belajar
Rp.    300.000.- (swadaya)
24.
27-11-11
Progres Rumah belajar 09
Warga belajar
Rp.    500.000.- (swadaya)
*
-
Total pengeluaran
-
Rp.  37.300.000.-



ESTIMASI BIAYA OPRASIONAL
KELOMPOK BELAJAR DAN PERPUSKREASI
RUMAH BELAJAR 09 priode Tahun 2012
No.
Macam kebutuhan
Qty
Satuan
Jumlah
1.
Buku besar
2 pcs
Rp.       25.000.-
Rp.          50.000.-
2.
Coppy materi belajar pra sekolah ( 7 buku )
200 set
Rp.         5.000.-
Rp.    1.000.000.-
3.
Alat tulis
7 set
Rp.       47.000.-
Rp.       329.000.-
4.
Crayon
5 set
Rp.       15.000.-
Rp.          75.000.-
5.
Komputer
1 unit
Rp. 3.000.000.-
Rp.    3.000.000.-
6.
Printer
I unit
Rp. 1.500.000.-
Rp.    1.500.000.-
7.
Buku – buku panduan belajar
15 set
Rp.       25.000.-
Rp.       325.000.-
8.
Alat praga
10 set
Rp.       40.000.-
Rp.       400.000.-
9.
Papan tulis
2 pcs
Rp.       75.000.-
Rp.       130.000.-
10.
Listrik perbulan @200.000.-
12 bln
Rp.     200.000.-
Rp.    2.400.000.-
11.
Air mineral (3 hari/1 galon)
120 gln
Rp.          9.000.-
Rp.    1.800.000.-
12.
Intensif pendamping @500.000.- (setahun)
5 orang
Rp. 2.500.000.-
Rp. 30.000.000.-
13.
Kebutuhan kegiatan
25 kali
Rp.     500.000.-
Rp. 12.500.000.-
14.
Biaya perawatan
1x/3bln
Rp.     500.000.-
Rp     2.000.000.-

Surat kabar sindo/1 tahun
365 hr
Rp.           2500.-
Rp.       912.500.-
*
Jumlah kebutuhan total
-
-
Rp. 56.421.500.-

Keterangan tambahan :
1.                  Rak buku tiga set.
2.                  buku – buku pelajaran dan buku bacaan 300 pcs


Jakarta, Januari 2012
Rumah Belajar 09
Ketua



Nurhasanah
Sekretaris



Rien Rahmah



Pembina




Indrawan Effendi Chaniago



Penasehat




Muhamad Hasan




Struktur organisasi

Penasehat                  : - Drs H Asril Esden
                                      - Muhamad Hasan
Pembina                     : Indrawan Effendi Chaniago
Ketua                          : Nurhasanah
Sekretaris                   : Rien Rahmah
Bendahara                 : Nurhasanah
Anggota                      :
Ø    Pendamping     ;
1.            Indrawan Effendi Chaniago
2.            Nurhasanah
3.            Rien Rahmah
4.            Riyanto
5.            Inandatiaka
6.            Lia

Ø   Warga belajar   ;
  1. Warga belajar kurang mampu        : 28 anak
  2. Warga belajar ekonomi sedang      : 71 anak
  3. Warga belajar ekonomi mampu      : 9 anak
  4. Warga belajar usia pra – sekolah   : 30 anak
  1. Warga belajar usia Sekolah Dasar  : 43 anak
  2. Warga belajar usia Sekolah Menengah Pertama   : 17 anak
  3. Warga belajar Sekolah Menengah Atas      : 18 anak